Senin, 24 Mei 2010
Sejarah Mouse Komputer
Mouse adalah satu dari beberapa alat penunjuk (pointing device) yang dikembangkan untuk oN Line System (NLS) milik Engelbard. Selain mouse, yang pada mulanya disebut “bug”, juga dikembangkan beberapa alat pendeteksi gerakan tubuh yang lain, misalnya alat yang diletakkan di kepala untuk mendeteksi gerakan dagu.
Karena kenyamanan dan kepraktisannya, mouse-lah yang dipilih.
Mouse pertama berukuran besar, kalau buat ukuran sekarang ini sudah termasuk monster. Mouse pertama kali menggunakan dua buah roda yang saling tegak lurus untuk mendeteksi gerakan ke sumbu X dan sumbu Y.
Engelbart kemudian mematenkannya pada 17 November 1970, dengan nama Penunjuk posisi X-Y untuk sistem tampilan grafis (X-Y Position Indicator For A Display System).
Pada waktu itu, sebetulnya Engelbart bermaksud pengguna memakai mouse dengan satu tangan secara terus-menerus, sementara tangan lainnya mengoperasikan alat seperti keyboard dengan lima tombol.
Sejarah SPBU, dan SPBU pertama di dunia !
Tempat pengisian bahan bakar bernama SPBU yang merupakan singkatan dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum sudah bukan menjadi tempat yang susah ditemui. Pasti kita semua tahu lokasi terdekat dari rumah, guna mengantisipasi kejadian mogok karena kehabisan bensin. Berikut Sejarah SPBU dan SPBU pertama di dunia:
Lahirnya SPBU Dimulai dari sebuah era dimana lalu-lintas di Amerika mulai banyak menggunakan kuda ataupun kereta kuda. Setelah ditemukannya minyak dan kendaraan berbahan bakar gasolin maka para pengendara mulai berburu tempat penjualan gasolin seperti toko serba ada ataupun toko besi yang menjual bahan bakar tersebut serta pelumas. spbu lama Pada tahun 1907, John McLean seorang manajer penjualan Standar Oil Co (California) di Seattle – kelak menjadi Chevron, mendapatkan ide cemerlang. Ia memasang tangki berkapasitas 30 galon lalu menyambungkannya dengan selang untuk mengalirkan gasolin serta diujung selang ia memasang gelas ukur untuk menakar jumlah gasolin yang akan dijual kepada pembeli. Dengan dilengkapi atap dari kanvas, jalur kendaraan serta meteran untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang dijual maka jadilah sebuah SPBU pertama di dunia. Meskipun pada awalnya banyak mendapat perlawanan dari pemerintah lokal karena takut akan bahaya kebakaran namun masyarakat begitu terbuai dengan pelayanan SPBU ini. Tahun 1914, Standard mengoperasikan 34 SPBU dan mereka menyebutnya pada waktu itu dengan istilah berada di 6 kota di California. Dengan ditambahkannya fasilitas air bersih dan udara bagi ban kendaraan secara gratis maka berkembang menjadi stasiun layanan bahan bakar. Para pemilik kendaraan begitu tertarik mengunjungi SPBU jenis ini karena pemandangan dan model tamannya yang banyak diiikuti oleh seluruh SPBU milik Standard selama Perang Dunia I setelah Presiden Woodrow Wilson meminta warga Amerika untuk menjalankan gerakan taman rumah. |
Rival Jarak Jauh Periode pasca perang merupakan saat yang dramatis bagi pertumbuhan bisnis SPBU perusahaan ini. Akhir tahun 1919, Standard Oil Co (California) memiliki 218 SPBU yang tersebar di Washington, Oregon, California, Nevada serta Arizona yang jumlah ini adalah lebih banyak dari jumlah SPBU 3 perusahaan pesaingnya jika digabungkan. Empat tahun kemudian jumlah SPBU milik perusahaan ini bertambah menjadi 700 unit yang tersebar di lima negara bagian tadi. Dengan terus meningkatnya sistem jalan raya maka semakin mendorong para pemilik kendaraan untuk bepergian dengan jarak yang jauh. Oleh karenanya Standard menarik para pemilik kendaraan dengan menambahkan fasilitas kenyamanan di SPBUnya seperti ruang istirahat dan air minum dingin saat cuaca panas. Fasilitas lainnya yang ditawarkan adalah pemeriksaan oli dan pembersihan karburator. |
One-stop motoring Standard memperkenalkan Standard Lubrication System yang terdiri dari 31 operasi terpisah dan belasan produk lainnya dengan harga sama di semua SPBU milik Standard pada awal 1928. Dengan terus ditambahkannya berbagai fasilitas layanan seperti pemeriksaan ban, lampu kendaraan, serta baterai kendaraan maka Standard telah mempelopori usaha layanan one stop motoring. Layanan ini bersamaan dengan didirikannya Standard Stations Inc, sebuah anak perusahaan yang mengoperasikan seluruh fasilitas SPBU pada tahun 1931. Tanda SPBU ini berupa lampu neon berwarna merah, putih dan biru membentuk logo chevron (tanda kepangkatan). Saat Amerika memasuki depresi ekonomi maka Standard mulai fokus pada peningkatan bisnis melalui standarisasi, tampilan menarik dan mudah dikenali, kualitas produk, layanan superior dan beroperasi secara efisien. |
Tampilan Harmoni SPBU milik Standard Oil Co. of California didesain untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Misalnya Standard membangun sebuah SPBU dengan type outdoor untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pegunungan dan alam pedesaan di Amerika Serikat bagian barat. Setelah Perang Dunia II, perusahaan meluncurkan Program SPBU Chevron di fasilitas yang dioperasikan oleh dealer swasta. Program ini bertujuan untuk memperkuat pengenalan konsumen atas BBM dan brand Chevron. Upaya pemasaran yang dilakukan Standard terus tumbuh pada akhir 1940an saat anak perusahaan ini mengoperasikan 2.360 SPBU Calso (California Standard Oil) di Timur Laut AS. Sepuluh tahun kemudian perusahaan ini mengubah brand SPBU Calso menjadi Chevron. Pertumbuhan jaringan SPBU terus meningkat pada tahun 1961 saat Standard of Kentucky menjadi anggota keluarga Standard Oil Company of California. Dengan jumlah SPBU mencapai 8.500 unit, Standard of Kentucky terus memimpin persaingan dalam bisnis produk BBM di lima negara bagian yaitu Kentucky, Georgia, Florida, Alabama dan Mississippi. |
Logo Kesuksesan Tahun 1969, 2 tahun setelah dilakukan studi identitas korporat, Standard membuat logo baru berupa dua garis tebal berwarna biru dan merah sejajar menyerupai huruf V dengan kata Chevron diatasnya. Logo ini disebar di seluruh SPBU, pabrik pengepakan, kendaraan, kantor maupun kapal tempat dimana perusahaan ini melakukan usahanya yang mencerminkan tujuan terbaik yang dicapai di masa lalu, kualitas esensial perusahaan, serta menjadi perusahaan energi global di masa depan. |
Menggabungkan citra Tahun 1970an, Standard Oil Co of California memperkenalkan jenis SPBU Hallmark dan Suburban. Desain SPBU Hallmark bercirikan atap yang rata dan bersih dengan garis-garis kontemporer sedangkan SPBU Suburban atapnya mirip dengan bangunan perumahan penduduk. Dimanapun Standard beroperasi maka yang terbayang adalah perusahaan yang memberikan citra modern, berorientasi teknis, dan berskala internasional. Keseragaman arsitektur, tata letak, logo perusahaan dan warna memudahkan pemilik kendaraan mengenali SPBU Chevron dan kualitas bahan bakar yang dijualnya. Saat Chevron merger dengan Gulf Corporation maka 3.600 unit SPBU milik Gulf mengadopsi brand Chevron yang bernama ”Hallmark 21”. Saat yang sama ada sejumlah kecil SPBU Gulf yang tetap memakai brand lama untuk mempertahankan konsumennya. |
Tahun 1988, Chevron meluncurkan program pemasarn retail yang bernama “Commitment to Service Excellence” guna meningkatkan layanan konsumen.
Tujuan utama program ini adalah agar dealer Chevron menawarkan produk kualitas tinggi dengan harga yang bersaing, memenuhi waktu operasi, menawarkan sejumlah cara pembayaran, keamanan, akses mudah menuju SPBU, kemudahan mengoperasikan pompa gasolin, kebersihan, SPBU yang menarik serta terang dengan cahaya lampu, juga layanan yang prima.
Untuk mempercepat transaksi di SPBU, Chevron menjadi perusahaan pertama dalam industi ini yang menggunakan jaringan satelit dalam mengelola kartu kredit. Sistem ini dikenal dengan nama Fast Pay yang terdiri dari alat pembaca kartu kredit yang dirancang bergabung dengan pompa gasolin serta dihubungkan dengan satelit yang mengorbit diatas kepulauan Galapagos.
Dengan terus berkembangnya inovasi di SPBU maka Chevron telah jauh berkembang dari konsep SPBU awal yang dibangun di Seattle 9 dekade lalu yang belum sepenuhnya memuaskan konsumen.
Apa yang akan dikatakan oleh sang penemu SPBU bernama John McLean jika ia berjalan diantara SPBU Chevron hari ini? Mungkin ia akan berkata, “Isilah kendaraan Anda dengan bahan bakar dari Chevron yang menggunakan Techron (Technology Chevron).”
Selasa, 18 Mei 2010
Padatnya lalu lintas didepan kampus ku
Kondisi jalan raya akses ui kelapa dua depok pada saat ini
Yang seperti kita ketahui bahwasanya jalan raya akses ui kelapa dua depok itu adalah salah satu jalan utama yang menghubungkan antara kota Jakarta dengan pusat perkotaan depok yang sering di gunakan oleh masyarakat sekitar kelapa dua depok maupun masyarakat luar depok. kemudian di tengah – tengah jalan tersebut tedapat 3 gedung kampus yaitu gedung kampus H, E dan G milik universitas gunadarma.
ketiga gedung kampus tersebut sangat berpengaruh atas kondisi jalan raya akses ui tersebut di karenakan universitas gunadarma mempunyai kurang lebih 1000 mahasiswa. yang setiap harinya datang ke kampus untuk menimba ilmu, dan saya adalah salah satu dari mereka mahasiswa kampus universitas gunadarma. Coba kita bayangkan, seberapa padatnya kondisi jalan raya akses ui pada hari – hari pada saat mereka kuliah. Kemudian kondisi di perparah oleh tingkah laku angkutan – angkutan umum yang sering berhenti sembarangan mencari penumpang di depan area pintu masuk kampus ketika jam makan siang dan menjelang sore.
Wau…!! Pasti anda sudah bisa membayangkan yaa, seberapa padetnya kondisi jalan raya pada saat itu.dan Itu pun berlangsung secara terus – menerus
Lalu sepertinya tidak ada respon atau tindakan – tindakan dari pemerintah kota ( PEMKOT ) maupun dari pihak pengurus kampus Universitas Gunadarma untuk menyikapi masalah kepadatan lalu lintas yang ada di jalan raya akses ui tersebut. seperti pembenahan fasilitas – fasilitas umum. contohnya pembuatan Halte, pelebaran jalan,dan Akses pintu keluar masuk kampus, kenapa saya rasa harus adanya pintu gerbang masuk lain selain pintu gerbang utama di kampus E ??
dikarenakan yang saya lihat untuk sekarang ini dan sudah hampir 3 tahun saya kuliah dan mengeyam pendidikan di kampus E Universitas Gunadarma. adalah tidak tersedianya sarana Halte untuk menertibkan para pengguna jasa angkkutan maupun para pemilik angkuttan. kemudian dengan sesuka hati mereka untuk berhenti dan memberentikan anggkutaan sembarangan yang secara tidak langsung membuat kemacetan di jalan raya tersebut. lalu didukung dengan kondisi jalan raya di depan gedung kampus E tersebut cukup minim ( kecil ) jika saya artikan jalan raya tersebut hanya cukup di lalu 3 mobil saja, kemudian di tambah lagi dengan jalur keluar masuknya kendaraan ke dalam degung kampus tersebut hanya memiliki satu pintu saja. Sedangkan notabenya banyak mahasiswa - mahasiswa UG yang sering menggunakan kendaraan pribadi beroda empat maupun yang beroda dua ke dalam kampusnya. mungkin jika dengan adanya pintu keluar, sirkulasi arus kendaraan keluar masuk akan menjadi lebih teratur dan sedikit banyak akan mengurangi tingkat kepadatan arus lalu lintas yang ada di depan gedung E, kampus saya yaitu jalan raya akses ui kelapa dua depok.
Persiapan Menjelang Uts
sumber : kaskus
Gayus Tambunan Facebook
Grup facebook ini bertajuk 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Saat detikcom berkunjung, Kamis (25/3/2010), ada 3.422 facebooker yang menjadi anggotanya.
Nah, kasus Gayus Tambunan rupanya menjadi amunisi baru mereka untuk menolak membayar pajak. "Bayar pajak cuma buat dinikmati Gayus dan teman-temannya? NO WAY!" kata Hendry Setiabudi.
Seorang facebooker lain, Benetta Heaster Gladwynne, juga meramaikan grup ini dengan memberikan link untuk mendukung grup 'Dukung Susno Duadji Untuk Membongkar Markus Di Polri'.
Kasus markus pajak Rp 25 miliar ini memang berawal dari pernyataan Susno. Gerakan facebook mendukung Susno juga tumbuh bak jamur di musim hujan.
Grup sejuta facebooker boikot pajak ini sebenarnya muncul sudah agak lama, sejak 5 Januari 2010. Namun kasus Gayus Tambunan semakin meramaikan grup ini.
Dengan begitu ramai diberitakan soal kasus markus pajak yang menyeret nama Gayus Tambunan, akun facebook Gayus yang bernama Gayus Pete juga banyak dikomentari.
Hari-hari terakhir, akun itu penuh dengan ucapan simpati sekaligus penasaran dari teman-teman Gayus.
"Di akun FB-nya banyak teman-teman yang berempati dan sedih dengan kejadian ini (kasus markus)," kata teman Gayus, Ade Herdiansyah, saat dihubungi detikcom, Jumat (25/3/2010).
Ade merupakan teman SMA Gayus di SMAN 13 Jakarta Utara. Dia terakhir mengunjungi akun FB 'Gayus Pete' dua hari lalu (24/3).
"Banyak teman-teman yang menanyakan Gayus lewat wall-nya tapi dia nggak pernah membalas," jelasnya.
Akun Gayus Pete ditutup tanggal 25 Maret 2010. Menurut Ade, Gayus terakhir beraktivitas di Facebook dibawah tanggal 20 Maret.
"Dia masih meng-approve teman, tapi setelah itu tidak ada kegiatan lagi," pungkasnya.
Pengamatan terakhir yang dilakukan blog Karo Cyber terhadap akun facebook Gayus Tambunan yang bernama Gayus Pete tersebut sudah ditutup, dan bila mengunjungi alamat facebook tersebut, maka seketika muncul pesan atomatis dari facebook dengan tulisan "The page you requested was not found."
sumber : google